Di era di mana pencarian “NFT art” di Google Indonesia semakin meroket sepanjang 2025, proyek-proyek NFT lokal mulai menunjukkan potensi untuk tidak hanya menjadi tren seni digital, tapi juga alat transformasi ekonomi.
Sebagai peneliti yang mendalami perpaduan antara seni NFT dan tata kelola desentralisasi, saya sangat tertarik dengan TweetoniumDAO, sebuah proyek NFT inovatif asal Indonesia yang menjembatani token utilitas menjadi token kepemilikan sejati.
Bayangkan NFT art Anda bukan sekadar gambar profil estetis, melainkan kunci untuk partisipasi aktif dalam komunitas digital yang transparan dan berkelanjutan. Inilah yang membuat TweetoniumDAO menonjol di tengah maraknya “NFT art” di Indonesia.
Apa itu TweetoniumDAO?
TweetoniumDAO adalah lapisan tata kelola sosial dan identitas yang dirancang khusus untuk ekosistem proyek-proyek kripto yang sudah exist dan memiliki token, dengan akar kuat di Indonesia. Proyek ini memanfaatkan blockchain Solana untuk menciptakan NFT PFP (Profile Picture) yang bukan hanya seni digital, tapi juga representasi kepemilikan dalam DAO (Decentralized Autonomous Organization).
Sebagai peneliti, saya melihat TweetoniumDAO sebagai contoh brilian dari evolusi “NFT art” di Indonesia. Proyek ini lahir dari kebutuhan untuk menghubungkan engagement sosial seperti aktivitas di platform X dengan partisipasi on-chain, menciptakan proposisi nilai unik (USP): NFT yang memberikan hak suara, akses eksklusif, dan manfaat ekonomi langsung.
Dengan model asosiasi yang compliant dengan regulasi Indonesia (seperti pengawasan OJK),
TweetoniumDAO menargetkan komunitas lokal dan global yang semakin antusias terhadap NFT art,
menjanjikan aksesibilitas bagi seniman digital, investor, dan pemula di bidang kripto.
Fungsi Utama TweetoniumDAO
Fungsi inti TweetoniumDAO terletak pada model NFT PFP Governance, di mana setiap NFT berfungsi sebagai identitas tata kelola on-chain yang didukung oleh penguncian token. Mekanisme ini mengubah token utilitas menjadi token kepemilikan dengan cara yang revolusioner, memastikan partisipasi jangka panjang dan pengurangan pasokan beredar untuk meningkatkan nilai. Proses kerjanya mencakup:
- Pembuatan dan Penguncian NFT: Setiap NFT dimint (dibuat) dengan mengunci jumlah tetap token (misalnya, 15.000 token) ke dalam escrow permanen menggunakan program metaplex core di Solana.
- Hak Kepemilikan yang Dapat Dipindahkan: Saat NFT dijual atau ditransfer di pasar sekunder (seperti Magic Eden atau Tensor), hak tata kelola, termasuk suara voting berdasarkan level NFT yang ikut berpindah ke pemilik baru.
- Integrasi Sosial dan Tata Kelola: TweetoniumDAO menggabungkan engagement sosial (seperti tweet atau diskusi) dengan aksi on-chain, di mana pemilik NFT mendapatkan boost berdasarkan kontribusi. Level NFT menentukan kekuatan suara dalam proposal, menciptakan demokrasi digital yang adil.
Dari sudut pandang penulis, USP TweetoniumDAO ini membedakannya dari proyek NFT art lain di
Indonesia. Ia tidak hanya menawarkan seni digital, tapi juga jembatan nyata ke kepemilikan komunitas, di mana pengguna merasa “memiliki” bagian dari ekosistem melalui mekanisme penguncian yang transparan dan aman.
Perkembangan Masa Depan
Melihat ke depan, TweetoniumDAO memiliki roadmap ambisius yang akan memperkuat posisinya
sebagai pemimpin “NFT art” inovatif di Indonesia. Sebagai peneliti, saya yakin TweetoniumDAO bisa
menjadi katalisator bagi ekosistem NFT Indonesia, terutama dengan fokus pada compliance hukum
melalui model asosiasi.
Di masa depan, proyek ini berpotensi menarik kolaborasi global, sambil memberdayakan seniman dan pengguna lokal untuk bereksplorasi lebih dalam di dunia “NFT art”.
Bagi pecinta NFT art di Indonesia, TweetoniumDAO adalah proyek yang wajib dipantau. Ini bukan hanya seni digital, tapi revolusi kepemilikan yang desentralisasi.
DYOR & NYFA: Artikel ini disusun untuk tujuan informasi. Lakukan riset mandiri sebelum mengambil keputusan investasi di aset digital.
Bergabung dengan MEXC dan mulai trading hari ini
Daftar
